Kesalahan dalam memandang orang


Kiranya tidak ada yang salah ketika orang melakukan sesuatu untuk dirinya dimana tanpa merugikan orang lain sedikitpun. Sebagai pribadi yang merdeka atawa otonomi orang harus menerima tindakan mereka, apapun akibat yang mungkin timbul bagi dirinya atau paling jauh kepada keluarganya.

Tulisan ini mengaitkan otonomi orang untuk melakukan sesuatu dengan kesadaran yang penuh, dengan penilaian orang lain, yang secara kurang proposional diadu. Jadilah orang melakukan kesalahan dalam menilai orang lain. Biasanya orang menilai orang lain dengan dasar-dasar tertentu. Dasar berupa keyakinan agama, kebiasaan masyarakat, aturan hukum ataupun dasar perasaan digunakan untuk menyalahkan orang lain. Dan sebagai pribadi yang merdeka pula, mereka pun bebas menilai orang lain.

Lalu dimana letak kesalahan dalam memandang orang lain tersebut. Banyak hal bisa dikaitkan. Salah satunya masalah takdir. Takdir adalah sesuatu yang sudah terjadi. Akibat yang sudah terjadi yang menimpa diri seseorang, baik diinginkan atau tidak, merupakan ketetapan Allah swt. Nah, yang akan kita bahas disini, apa yang terjadi sebelum itu terjadi.

Analogi gelas berisi air penuh dipinggir meja dapat kita jadikan contoh. Ketika kita melihat ada gelas tersebut, kita bisa memperkirakan apa yang terjadi dengan gelas dan air tersebut, dengan berbagai tindakan atau action yang kita lakukan padanya. Jika tidak kita dorong atau kita biarkan, tetaplah dia ditempatnya. Tidak ada pilihan bagi gelas dan air untuk menentukan takdirnya sendiri.

Jika gelas dan air yang di pinggir meja kita ambil ke tengah, takdir yang menimpa akan berbeda pula. Dia mempunyai peluang yang berbeda dengan takdir yang diterimanya.

Bagaimana jika gelas tersebut kita dorong hingga jatuh pecah dan air yang ada di gelas terpancar ke segala arah? Apa yang dapat dilakukan oleh gelas yang sudah pecah menjadi keping-keping kaca. Dapat membahayakan orang lain yang terkena atau dapat dirangkai menjadi hiasan kaca setelah diberi berbagai warna yang menarik. Kemudian dengan air yang terbuang, apa yang dapat dilakukannya. Air tersebut dapat memberikan kesejukan atau rasa marah karena terkena air.

Apa yang terjadi dengan berbagai kemingkinan tersebut dapat saja membahagiakan dirinya dan orang lain dapat menerima kehadirannya. Tetapi jika berlaku sebaliknya, dapat saja kehadirannya merugikan orang lain.

Gelas adalah diri seseorang, air yang ada di dalam adalah potensi kemampuannya, dan tindakan yang diberikan adalah kemauan dengan pilihan yang dilakukan berdasarkan aturan-aturan yang diyakini dirinya.

Kembali kepada tema "kesalahan dalam memandang", apa yang dilakukan orang lain mungkin kita salahkan karena hanya berdasarkan dari apa yang kita yakini, benar atau salah. Tetapi dari apa yang kita anggap salah tersebut, bagi orang yang melakukan akan membuka berbagai peluang yang mungkin akan berguna bagi dirinya, untuk mengembangkan potensi yang dimiliki, membuka kegelapan kesadaran yang selama tidak dia miliki dan seterusnya.

Itulah Allah swt sebagai pemilik ketetapan, yang mengetahui baik buruk diri kita. Jadi apa yang akan kita lakukan jika orang melakukan sesuatu yang menurut kita salah? Anda diam atau tidak menyalahkan atau tidak berbuat apapun, juga terserah Anda. Tetapi anda dapat juga sebagai pihak yang mungkin menjadi salah satu pemberi variasi takdir yang akan terjadi.

Ya..... hanya Allah swt yang Maha Tahu.

Post a Comment

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Previous Post Next Post