Serum Transformasi SDM

oleh Dedi Rahmanto

Dalam kehidupan organisasi, SDM merupakan penentu bagi jalannya organisasi dalam mencapai berbagai tujuannya, terlebih lagi penerapan berbagai  teknologi informasi yang maksud awalnya adalah mempercepat pencapaian tujuan-tujuan tersebut. Organisasi pemerintah dihadapkan pada dilema antara memilih kualitas dan kuantitas SDM. Bagi organisasi yang memilih kualitas SDM, penerapan teknologi yang tinggi merupakan pilihan untuk mempersingkat tujuan organisasi. Tetapi berjalan dengan jumlah atau kuantitas SDM yang  besar dapat dipandang sebagai inefisiensi dan inefektivifitas. Akankah organisasasi memilih strategi kualitas SDM dengan teknologi informasi (padat teknologi dan modal) atau strategi kuantitas SDM (padat karya)?

Para perumus internal organisasi bekerja keras agar organisasi dapat berjalan secara cepat dan mampu merespon tuntutan dan tantangan jaman, meminimalisasi kelemahan, menangkap berbagai peluang dan menghindari berbagai ancaman organisasi. Untuk itu, SDM yang unggul dalan kompetensi dan kompetisi perlu dipilih melalui serangkaian tes. Salah satu tes yang sering dilakukan adalah tes psikologi. Secara garis besar tes ini dilakukan dengan menentukan terlebih dahulu output SDM atau karasteristik SDM yang akan dipilih di antara SDM yang dimiliki.

SDM yang terpilih secara natural akan menyingkirkan rekan-rekannya. Organsasi juga menyediakan “permen” agar SDM yang terpilih benar-benar bekerja sesuai tuntutan organsasi, yang tidak diberikan kepada rekan-rekan yang tersingkir. Organisasi juga merubah proses layanan (BPR) agar pemanfaatan SDM yang berkualitas mampu memenuhi tujuan organisasi, membedakan dalam berbagai hal, baik target, beban kerja atau tuntutan kerja bagi SDM yang terpilih dan SDM yang tersingkir.

“Percobaan” yang sedang dilakukan pucuk pimpinan organisasi tersebut menghasilkan dua struktur organisasi, organisasi untuk para SDM yang terpilih – ramping, beban kerja tinggi, SDM relatif muda, terampil; dan  organsasi untuk para SDM yang tersingkir – gemuk, beban kerja rendah, SDM tua-tua, lambat, kompetensi rendah, dan satu stigma bagi SDM organisasi pemerintah : tersangkut KKN di masa lalunya.

Pada awalnya, bagi SDM yang terpilih akan merasa bangga plus penghasilan yang berbeda, sementara SDM yang tersingkir menghujat habis para pucuk pimpinan organisasi. Sebagai sebuah mesin, organsasi juga memiliki kejenuhan, pengasilan dan kebanggan sebagai orang yang terpilih tidak lagi dirasakan sebagai “permen” karena beban kerja dan beban psikologis yang tinggi.

Serum adalah zat yang disuntikkan kepada si sakit dengan maksud agar zat tersebut mampu bertempur mengalahkan penyakit. Dalam organisasi setiap strategi yang dijalankan merupakan serum bagi organisasi untuk mengalahkan kelemahan-kelemahan internal organisasi, merubah organsasi secara cepat agar dapat menangkap peluang dan memenuhi tuntutan masa depan.

Post a Comment

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Previous Post Next Post